SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Foto saya
Kupang, NTT, Indonesia

Senin, 24 Agustus 2009

AGAR PUASA KIAT BERKUALITAS

Kita kembali berada dalam pelukan bulan Ramadhan. Sebelas bulan sejak berpisah. Kita sering lalai sehingga banyak sekali waktu yang terlewat sia-sia di bulan penuh rahmat, barakah dan pahala. Sekarang kita ketemu lagi dengan niat kembali menyusun langkah untuk lebih baik dalam berama, mempersiapkan segala perbekalan untuk amal yang lebih berkualitas di dalamnya. Agar amalan kita berkualitas dilaksanakan dalam Ramadhan kali ini, pertama, memahami puasa. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Ihya’ Ulumiddin” membagi kualitas puasa menjadi tiga, yaitu (1) puasa awam, yaitu sebatas menahan makan, minum dan syahwat kepada lawan jenis, di siang hari bulan Ramadhan; (2) puasa khawash, yaitu puasa badan dari yang haram, menahan mata dari yang haram, menahan tangan dari yang tidak hak, menahan langkah kaki dari jalan menuju yang haram, menahan telinga dari mendengarkan yang haram termasuk ghibah; dan (3) puasa khawashul khawash, yaitu mengikat hati dengan kecintaan kepada Allah swt tanpa memperhitungkan selain-Nya, membenci prilaku maksiat kepada-Nya, dan hanya menyibukkan hati dengan ketaatan kepada-Nya.

Puasa mana yang akan kita jalankan? Rasulullah saw bersabda: “Allah swt berfirman: Setiap amal anak Adam untuk dirinya kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (H.R Muslim). Syaikh Al-Utsaimin menjelaskan bahwa “Allah Swt mengkhususkan puasa untuk diri-Nya, berbeda dengan seluruh amal yang lain. Sebab, puasa merupakan rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya, tidak yang mengetahui selain Allah. Oleh karena itu, Allah swt memberi balasan kepada orang yang berpuasa dengan pahala berlipat ganda tanpa diketahui jumlah dan kadarnya”. Selain itu puasa dapat menghapuskan dosa (H.R Bukhari & Muslim), serta mampu memberikan syafa’at kepada pelakunya pada hari Kiamat (H.R Muslim).

Kedua, memperbanyak membaca Alquran, mengkhatamkan dan mempelajarinya. Keuntungannya sangat banyak: Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan yang mengajarkannya” (H.R. Bukhari). Dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda: “Orang yang pandai membaca Al-Quran akan bersama kelompok para Malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua pahala.” (H.R Bukhari & Muslim).

Beliau juga bersabda: “Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah (al-Quran) dan mempelajarinya, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim). Keutamaan lainnya, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf Kitabullah (al-Quran) maka ia mendapat satu kebaikan, sedang satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif laam miim satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, laam itu satu huruf dan miim itu satu huruf.” (H.R At-Tirmizi). Itulah keuntungan orang yang membaca Alquran pada bulan-bulan biasa, terlebih lagi pada bulan Ramadhan.

Ketiga, memperbanyak infaq dan sedekah. Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, terutama pada bulan Ramadhan. Bahkan kecepatan sifat dermawan beliau diibaratkan melebihi angin yang bertiup (H.R Bukhari & Muslim). Demikianlah gambaran Rasulullah saw dan begitulah semestinya sosok seorang muslim. Mengenai keuntungannya, Syaikh Ibrahim Bin Ibrahim Al-Hamd berkomentar: “Sedekah itu mempunyai banyak keutamaan yang tak terhingga.Sedekah dapat meredupkan murka Allah, menolak kematian yang buruk, menunjukkan keimanan kepada Allah. Sedekah adalah bukti kasih sayang dan kepekaan terhadap sesama. Demikian pula sedekah adalah sebab dimudahkan berbagai urusan, dilapangkannya kesusahan dan mendapatkan pertolongan Allah. Sedekah menyebabkan bertambahnya harta, turunnya kebaikan dan datangnya keberkahan. Sedekah adalah penyebab untuk mendapatkan naungan di bawah ‘arsy Ar-Rahman pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Demikian pula sedekah memiliki pengaruh terhadap bala’ (musibah).” Imam Ibnul Qayyim berkata: “Sedekah mempunyai pengaruh yang mengagumkan dalam menolak berbagai macam bala’, walaupun sedekah itu tersebut berasal dari orang yang fajir (jahat), zalim, bahkan dari orang kafir sekalipun. Ini perkara yang dimaklumi oleh khalayak dan penduduk bumi menyepakati hal itu.”

Keempat, melakukan shalat lima waktu secara berjamaah. Keuntungannya: Rasulullah saw bersabda: “Shalat berjamah lebih baik dari shalat sendirian dengan pahala 27 kali lipat.” (H.R Bukhari & Muslim). Kelima, memperbanyak shalat sunnah, seperti shalat Tarawih, Tahajjud, Rawatib, Dhuha, sesudah wudhu’, Syuruq dan sebagainya. Di bulan Ramadhan, shalat sunnah bernilai wajib dan shalat wajib bernilai sama dengan 70 kali shalat wajib di bulan lainnya. Mengenai keuntungan shalat rawatib, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang shalat dalam satu hari satu malam dua belas rakaat, selain shalat wajib, maka dibangunkan untuknya sebuah rumah disurga.” (H.R Muslim). Keuntungan shalat dhuha adalah pahalanya senilai dengan pahala sedekah. Keuntungan shalat tarawih dan tahajjud adalah menghapuskan dosa. Shalat sunnat setelah wudhu penyebab pelakunya masuk surga. Shalat sunnah waktu syuruq senilai dengan haji yang sempurna.

Keenam, zikrullah dan memperbanyak doa, karena doa orang yang berpuasa adalah maqbul (diterima Allah). Keuntungannya: ampunan dan memperberat timbangan amal shaleh (H.R. Bukhari), dinaungi para malaikat dan mendapat perlindungan dari Allah SWT (H.R Bukhari), dan memperoleh ketenangan hati (Ar-Ra’d: 28). Ketujuh, bertaubat dan memperbanyak istighfar. Taubat adalah penyesalan atas prilaku maksiat dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Semua kita memerlukan taubat setiap harinya dari dosa-dosa yang kita lakukan. Keuntungannya, taubat menghapus kesalahan yang lalu, mendatangkan rizki dan menambah keturunan (QS. Nuh: 10-12).

Kedelapan, i’tikaf, adalah sunnah yang selalu dilakukan oleh Rasulullah saw pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, bahkan pada tahun terakhir beliau wafat, Rasulullah melakukan i’tikaf selama 20 hari. I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah, meninggalkan urusan dunia dan kesibukannya. Targetnya adalah konsentrasi beribadah dan mencari dan berusaha meraih malam Lailatul qadar. Kesembilan, mengisi bulan Ramadhan dengan membaca buku Fiqh, Hadits dan Tafsir, terutama yang berkaitan dengan Ramadhan dan puasa. Hal ini sangat penting, agar kita dapat berpuasa dan beribadah dengan benar, sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw, sehingga amal shaleh dan ibadah kita di dalam bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT. Keuntungannya: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, niscaya Allah permudahkan pemahaman agamanya.” (H.R Bukhari & Muslim). Rasulullah juga bersabda: “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan jalan baginya menuju surga”. (H.R Muslim).

Subhanallah, begitu banyak keuntungan bagi orang yang melaksanakan ibadah dan melakukan amal shaleh, terlebih lagi pada bulan Ramadhan yang disediakan bonus pahala berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan lainnya dan sarana mendapat pengampunan. Akhirnya kita berharap dapat mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai aktifitas ibadah dan amal shaleh, agarRamadhan kita kali ini lebih berkualitas.

Penulis adalah Ketua Biro Dakwah, Dewan Dakwah Aceh, mahasiswa pascasarjana Fiqh dan Ushul Fiqh, IIUMy Malaysia.

MARHABAN YA RAMADHAN

TAMU agung’ ramadhan yang diberkati kembali menghampiri dan menyapa kita, meskipun kita tidak pernah melakukan persiapan untuk menyambutnya. Tamu yang menawarkan seribu bahkan jutaan kesempatan untuk mencapai ‘kebahagiaan’, satu-satunya kata yang akan selalu menjadi orientasi akhir dari semua agenda dan aktifitas umat Islam bahkan semua umat manusia selama berada di dunia.

Ramadhan adalah sebuah stimulan dalam beramal yang akan membantu manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, seluruh amal kebaikan yang dikerjakan dalam bulan ini akan dilipatgandakan dan amal keburukan serta maksiat dimaafkan/diampuni, bulan segala doa dikabulkan, dan derajatnya pun ditinggikan. Di samping itu, ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, maghfirah dan pembebasan dari api neraka.

Ramadhan juga merupakan suatu momentum yang sangat tepat bagi kita kaum muslimin untuk menyamakan persepsi bahwa kita ini sebenarnya adalah satu tubuh, apabila salah satu organ tubuh terserang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit yang sama, dengan ini diharapkan sifat peduli kepada antar sesama kembali bersemi setelah setahun pasca ramadhan tahun lalu yang mungkin sudah mulai pudar. Bulan ramadhan juga merupakan ajang bagi kita untuk ‘bertadharru’, meratap kepada Allah agar segala kesusahan, kezaliman dan diskriminasi dijauhkan dari kita.

Di antara kelebihan ramadhan yang lain adalah, pada bulan ini orang-orang beriman dididik untuk berlaku disiplin dengan aturan-aturan Allah swt dan Rasul-Nya. Secara fisik, Allah mendidik untuk disiplin dalam mengatur pola makan. Secara psikis, Allah mendidik untuk berlaku sabar, jujur, menahan amarah, empati dan berbagi kepada orang lain, dan sifat-sifat luhur lainnya. Dan secara fikri, Allah mendidik agar orang-orang beriman senantiasa bertafakkur dan mengambil pelajaran-pelajaran yang bermakna bagi kehidupannya. Ramadhan juga merupakan bulan persaudaraan, dimana pada bulan ini Allah mendidik kaum muslimin untuk lebih mencintai dan peduli terhadap saudara-saudaranya.

Rasulullah saw mengajarkan agar kita ringan bersedekah di bulan ini, memberi makanan bagi orang yang berpuasa, menunaikan zakat, dan membuang dengki dan sifat-sifat buruk terhadap saudaranya. Diharapkan pasca ramadhan aneka amalan yang digalakkan selama ramadhan bisa terus berkelanjutan.

Ramadhan adalah bulan perjuangan, untuk sukses menjalani ramadhan dibutuhkan perjuangan-perjuangan yang tidak ringan. Dalam hal ini Allah hendak mengajarkan kita bahwa untuk sukses dalam kehidupan dunia dan akhirat dibutuhkan perjuangan, yaitu bagaimana mengendalikan hawa nafsu kita agar tunduk dan patuh dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Karenanya, untuk memaksimalkan potensi ramadhan ini, sebagai seorang Muslim selayaknya kita melakukan beberapa hal.

Pertama, sambutlah bulan puasa dengan cita-cita dan azzam (tekad) yang tinggi dengan memperbanyak ibadah, baik siang atau malam. Dalam bulan ini, disamping perintah berpuasa juga bulan yang diharapkan menjadi momentum memperbanyak amal ibadah bagi umat Islam, dengan lebih giat lagi menambah amal kebaikan yang bersifat sunnatiyah, disamping yang bersifat wujubiyah. Ini diperlukan untuk melatih diri dan mensucikan jiwa. Karena dalam bulan ini Allah membuka peluang bagi hamba-hamba-Nya untuk beribadah sebanyak-banyaknya dan pahala ibadah akan dibalas dengan berlipat ganda.

Allah swt mendidik kaum muslimin untuk merealisasikan misi hidup dengan senantiasa beribadah kepada Allah swt. Karena target keimanan yang diharapkan adalah hamba-hamba yang selalu mengorientasikan hidup untuk beribadah, sebagaimana firman Allah: Katakanlah: “Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (Al An’aam:162-163). Begitu juga interaksi kaum muslimin dengan Alquran dalam bulan ini harus lebih intens sebagaimana dicontohkan oleh generasi salaf yang mencurahkan waktu demikian banyak pada bulan ramadhan untuk berinteraksi dengan Alquran, baik dengan membaca, mentadabburi, dan mengamalkan kandungan-kandungan isinya.

Kedua, mengulangi kembali pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan puasa. Agar kita memasuki dan menjalani puasa dengan pengetahuan, pedoman-pedoman yang baik, serta pengalaman-pengalaman yang telah lalu. Pelajaran itu bisa seputar rukun, syarat sah, syarat membatalkan, perkara-perkara sunnat dan makruh, dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Ketiga, kita perlu menguatkan ruhiyah, yaitu menenangkan jiwa kita dalam menghadapi bulan puasa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat. Kita juga perlu menguatkan semangat untuk melaksanakan ibadah wajib ini dengan sempurna agar kita memperoleh predikat sebagai muttaqin (orang yang bertaqwa), karena hal itu menjadi syarat untuk memasuki syurgaNya yang abadi.

Keempat, tinggalkan kebiasan-kebiasan yang memberatkan dan merugikan diri, seperti berbelanja berlebihan, tenggelam dalam hiburan: nonton Televisi, permaianan-permainan yang membuang waktu, melakukan perbuatan yang tidak mendatangkan faedah. Hal tersebut justru bertentangan dengan hikmah puasa. Kelima, memperbanyak doa, semoga Allah Swt memberi kesehatan, tenaga, kelapangan, dan kesempatan mengerjakan puasa sampai tuntas. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah supaya kita dapat berpuasa dengan hati yang jujur, tulus dan jauh dari riya’, ujub, dan segala penyakit yang menghilangkan pahala puasa.

Keenam, ucapkan ‘tahniah’ (ucapan selamat) kepada saudara-saudara kita. Diriwayatkan oleh dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah senantiasa menggembirakan para sahabat saat kedatangan bulan Ramadhan. Rasulullah menggembirakan para sahabat dengan sabdanya, “Sesungguhnya akan datang kepada kamu bulan ramadhan, bulan yang diberkati, Allah mewajibkan kamu berpuasa di dalamnya. Pada bulan ramadhan dibuka pintu-pintu syurga, dikunci semua pintu neraka, dibelenggu semua syaitan. Di malamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang tidak memperoleh kebajikan pada malam itu, berartilah diharamkan baginya segala kebaikan untuk dirinya.” (H.R. Ahmad dan Nasa’i)

Sebagai bulan istimewa yang penuh dengan kemuliaan dan kelebihan, sudah selayaknya kita menyambutnya dengan rasa syukur, perasaan suka cita dan bahagia. Barang siapa yang gembira dengan datangnya bulan ramadhan, maka Allah Swt akan memasukkannya ke dalam surga-Nya yang abadi. Bagaimana bisa?, karena gembira menyambut ramadhan adalah cerminan Iman. Semakin bahagia dan rindu seorang hamba kepada ramadhan, semakin dalam keimanan yang dimiliki seseorang. Tentu pemahaman ini bukan untuk menghakimi dan mengukur keimanan orang lain, tetapi untuk menghakimi dan mengukur keimanan di dalam diri sendiri. Semoga kita bisa mengoptimalkan bulan ramadhan untuk ‘taqarrub ilallah’ (mendekatkan diri kepada Allah), membersihkan hati, dan memperkuat simpul-simpul persaudaraan agar predikat taqwa.

* Penulis adalah Guru Dayah Terpadu Darul Ihsan Tgk.H.Hasan Krueng Kalee, Aceh Besar. Mahasiswa pascasarjana IAIN Ar-Raniry.

MENGINGAT ALLAH

“Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang sudah mati” (HR. Bukhari dan Muslim).

Meskipun tak semua orang mampu melakukannya, perbuatan mengingat Allah memiliki makna yang amat penting bagi setiap hamba Allah dan memiliki dampak yang jelas pada seseorang. Disebutkan dalam Al-Qur’an, dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. Hati juga menjadi terbuka, hidup, dan lapang dalam menerima kebaikan, sehingga membuat seseorang untuk gemar beribadah dan terus berbuat baik. Dengan demikian, bila berbagai kebaikan itu masih belum diperoleh seseorang, itu bisa menjadi pertanda belum sepenuhnya mengingat Allah.

Memang banyak orang yang berzikir, lebih-lebih di bulan Ramadhan dan di waktu shalat. Namun sebenarnya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, mengingat Allah tak terbatas oleh waktu. Mengingat Allah bisa ketika sedang berdiri, duduk, atau bahkan terbaring. Tentunya manusia tak terlepas dari tiga perbuatan itu setiap saat: kalau tidak berdiri, ya duduk atau berbaring; kalau tidak duduk, ya berbaring atau berdiri. Dengan demikian, orang yang mengingat Allah akan nampak terlihat dari, antara lain, kejujurannya dalam bermasyarakat. Orang yang mengingat Allah tidak akan melakukan sesuatu, kecuali yang baik, meskipun di tempat tersembunyi.

Kita manusia biasa memang kerap merasa diri telah mengingat Allah. Padahal kadangkala tak lebih dari sekedar di atas sajadah. Di luar itu, banyak di antara kita yang merasa seakan-akan Allah tak melihat kita, sehingga kita merasa bebas berbuat apa saja, termasuk kecurangan. Karena itu, sebaiknya kita terus memapah diri untuk mampu mengingat Allah. Rasulullah sendiri yang maksum pernah berdoa, “Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu” (HR. An Nasa’i).

PUASA

“Sesungguhnya puasa adalah perisai: apabila salah seorang di antara kamu sedang berpuasa maka janganlah berkata kotor dan jangan pula bertindak bodoh; dan jika ada seseorang yang menyerangnya atau mencacinya maka hendaklah ia mengatakan ‘sesungguhnya aku sedang berpuasa’” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Betapa perihnya nasib saudara-saudara kita di Iraq, Pakistan, dan Afghanistan hari. Puluhan hamba meregang nyawa karena perang setiap hari. Anak-anak yatim bertambah pesat. Yang cacatpun tak sedikit. Harta musnah seketika, diterjang peluru atau bom. Kesempatan-kesempatan indah untuk bersama-sama untuk menyambut dan menunaikan ibadah Ramadhan berganti dengan suasana berkabung. Tangisan anak-anak ditinggalkan orang tuanya menggema di berbagai pelosok negeri. Kesempatan untuk mencari rezeki berganti dengan rasa takut yang tiada tara. Begitulah kalau keadaan negeri tidak damai. Karena itu, kita maunya tidak menyemai benih-benih ketidakdamaian.

Dalam Al-Qur’an dan hadits disebutkan, ketidakdamaian bisa berbenih dari berbagai hal, terutama dari hati. Kata-kata jahat, iri hati, korupsi, ketidak-adilan, rakus, angkuh, memutuskan silaturrahmi, malas, adalah di antara hal itu. Ada ketidakdamaian yang disebabkan oleh kata-kata yang tidak enak diterima hati. Ada juga ketidakdamaian karena ketidak-adilan, yang dipicu oleh keinginan hati sebahagian orang untuk menguasai harta secara rakus. Bahkan, ada ketidakdamaian karena tidak mau menjaga hubungan silaturrahmi, sehingga hidup ini mudah dikacaukan orang.

Karena itu, percuma mengajak untuk menjaga perdamaian bila tak mampu menjaga kata-kata yang menyakitkan hati. Percuma juga seruan itu, bila melakukan ketidak-adilan. Percuma juga kata-kata indah itu, bila gemar memutuskan hubungan silaturrahmi.

Bila ingin damai, maka berpuasa dari melakukan hal-hal yang buruk itu amat penting dilakukan. Sebagaimana sabda Rasulullah, berpuasa tidak sekedar menahan diri dari haus dan lapar. Bahkan, menjadi sia-sia saja menahan rasa haus dan lapar bila tak mampu menjaga hati. Katanya, hatilah sumber segala perbuatan yang dilakukan anggota tubuh

Mensyukuri Kedatangan Ramadhan

BERSYUKURLAH dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah SAW selalu memberi kabar gembira kepada para sahabat setiap kali datang bulan Ramadan. “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kalian berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR: Ahmad).

Karena itu, selain berpuasa dengan menahan diri dari makan dan minum, serta berbagai perbuatan yang mengurangi, bahkan membatalkan ibadah puasa, bulan suci ini umat muslim dianjurkan memperbanyak ibadah. Satu ibadah sunat dikerjakan di bulan Ramadan, pahalanya seperti mengerjakan perbuatan wajib di luar bulan Ramadan.

Sedangkan mengerjakan satu perbuatan wajib di bulan puasa, maka pahala 70 kali lipat dibanding mengerjakan pada bulan di luar Ramadhan. Tentunya pahala 70 kali lipat ini harus mengerjakan ibadah puluhan tahun di luar bulan puasa. Begitulah janji Allah kepada orang-orang beriman, asalkan setiap ibadah dikerjakan karena Allah.

Seperti Nabi Muhammad SAW, di antara ibadah sunat yang cukup banyak dikerjakan pada bulan Ramadan, yaitu mengamalkan dan memperbanyak membaca Alquran. Kedua perbuatan sunat ini diyakini lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai ibadah lainnya. Selain itu, sambutlan bulan Ramadan dengan meninggalkan dosa dan segala kebiasaan buruk. Bertaubatlah dengan benar dari segala dosa dan kesalahan. Ramadan adalah bulan taubat. “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah hai orang-orang beriman supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur : 24)

Bahkan, Rasulullah mengatakan jika sekiranya umatku mengetahui kelebihan bulan Ramadan, ia akan menangis ketika bulan ini telah usai. Selanjutnya, berdoa agar dipertemukan dengan Ramadan akan datang. Maka manfaatkanlah bulan Ramadan dengan berbagai ibadah, seakan-akan Ramadan kali ini bulan pengampunan terakhir diberikan Allah kepada kita.***

Menatap Pagi Yang Cerah

Sebuah awal yang baik ...Pagi ini everything running good...Bangun sahur dengan perasaan tenang, olah raga pagi...Apel pagi dalam suasana penuh kebanggaan. Masuk kelas duduk paling depan siap belajar lagi melahap materi Gumil hari ini.

Kelas D Selapa 2009 cukup kompak, walaupun prestasi yang terbaik belum bisa kami raih...namun posisi runner up sudah pasti. Ditambah point kebersihan dengan prestasi "kloset tanpa cincin infanteri", kerapian barak tanpa tegoran. Mannnnnnntaaaaap surannnnntap ....persipan lulus jadi cleaning servis semua!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

TEHNIK DAN STRATEGI MENGATASI STRESS


1. Kehidupan yang seimbang.
Disiplinkan diri dengan program pola makan yang seimbang. Terlalu banyak gula, garam, dan kopi dapat membuat stres meningkat. Kalau kita sering mengonsumsi 3 hal diatas, tingkat gula dalam darah akan meningkat dan membuat kita menjadi malas dan lemah. Gantilah dengan banyak mengonsumsi buah segar dan sayuran. Hindari kebiasaan buruk merokok, minum minuman keras dan narkoba. Dengan menerapkan prinsip keseimbangan kita dapat mengembalikan kondisi fisik. Dengan cara alamiah seperti itu kita dapat mengurangi akibat negatif stress, meskipun belum sepenuhnya mengatasi akibat stress sebenarnya.
2. Olahraga secara teratur.
Jika sehat secara fisik kita akan lebih kuat dan tangguh menghadapi stress. Untuk itu olah raga teratur adalah kuncinya. Olahraga yang dikuti dengan latihan pernafasan dan atau relaksasi selain dapat meningkatkan kebugaran tubuh juga dapat meningkatkan kestabilan emosi.
3. Relaksasi
Relaksasi ada dua macam. Relaksasi fisik dengan meregangkan dan melemaskan otot dan relaksasi pikiran dengan menurunkan frekuensi gelombang otak.
Relaksasi otot bisa dengan Stretching, dan pelemasan dengan memutar bahu dan pergelangan kaki. Selain itu bisa dengan cara mandi dengan air hangat.
Relaksasi mental dan pikiran bisa kita lakukan dengan menyeimbangkan antara kerja dengan refreshing. Lakukan hobby yang kita senangi karena bisa membuat kita rilleks. Jika sudah mengusai tehnik relaksasi misalnya tehnik membangun tempat kedamaian, visualisasi pemandangan yang indah, damai dan menyejukan kita akan lebih mudah melakuakan relaksasi kapan dan dimana saja.
4. Sikap.
Siakp kita dalam mengahadapi sesuatu menentukan kemampuan kita dalam menghadap stress. Bersikaplah positif dalam segala hal, hindari pikiran negatif . Kembangkan rasa humor karena tertawa dapat membuat otot tegang jadi kendor.
5. Berbagi dengan orang lain.
Cara yang lebih efektif menangkal stress yaitu dengan mengaktifkan diri dengan kegiatan klub, organisasi. Melalui hal tersebut kita dapat curhat, membantu dan berbagi suka dan duka dengan orang lain sehingga bisa mengurangi dan mengatasi stress
6. Manjakan diri sendiri.
Ketika stress datang kita justru perlu memanjakan diri dengan makan makanan favorit, memanjakan diri dengan hal-hal yang membuat kita senang.
7. Buatlah Prioritas.
Serigkali stress terjadi karena menumpuknya pekerjaan yang tidak bisa kita selesaikan. Biasakan membuat daftar apa yang harus dikerjakan ( a To do List) Kemudian susun berdasar prioritas yang harus segera dikerjakan. Hindari keinginan untuk menyelesaiakan sekaligus, lakukan satu demi satu berdasar prioritas.

Selamat menikmati hidup yang lebih baik.

Tetap Semangat " Leader are Reader"

by Slamet





Jumat, 21 Agustus 2009

Dokumentasi Kegiatan Selapa 2009


Foto Bersama Dan Kelas dan Teman-teman saat renang........

NGESSSSS

Salah satu kendala bagi siswa adalah mengatasi rasa kantuk ....setelah kurang lebih tiga minggu kualitas ngantuk dan kuantitas ngantuk menunjukkan gejala kenaikan...Memang dalam pendidikan militer ngantuk bukan masalh yg baru...tiap jenjang pendidikkan ngantuk pasti terjadi. Apalagi Selapa yang katanya merupakan pendidikkan kecabangan tertinggi di AD tentunya tingkat kesulitan dan tingkat "keberatannya" lebih dibanding yang lain sehingga mungkin ngantuk sesuatu yg masih wajar......

Minggu, 16 Agustus 2009

IB PERTAMA

Untuk kali petama saya mendapat libur IB setelah dua minggu mengikuti pendidikkan Selapa di Bandung. Lumayan untuk istirahat dan melepas penat, walaupun tidak bisa full free karena msih ada tugas yang harus segera diselesaikan pada saat pelaksanaan IB ini. Seperti biasa sebelum IB kita di kasih bekal yang namanya " LP ".

Keluar dari pintu gerbang lansung cari angkot arah BIP dengan tujuan pergerakan pertama memperbaiki Note Book di BEC. Habis itu meluncur menuju BSM, cari buku di Gramedia BSM dilanjutk makan malem trus meluncur ke tempat peristirahatan di Kircon dekat dekat Pindad.....cuci kaki cuci muka....lsg ngesssss!!!!

Sabtu, 15 Agustus 2009

selapa 2009

Dua minggu sudah berada di Bandung.....memulai sebuah tahapan perjalanan kehidupan di Militer yang mau nggak mau harus saya lewati. Diawal perjalanan ini memang terasa cukup berat dan banyak tantangan karena setelah sekian tahun berada di satuan

Kamis, 18 Juni 2009

Alternatif Solusi Untuk Ambalat

Sebagai bahan untuk kita jadikan tambahan wawasan mengenai penyelesaian sengketa Ambalat, ini saya rangkum beberapa opini di media dan milist tetangga. Semoga bermanfaat.....

ALTERNATIF SOLUSI UNTUK AMBALAT
Ambalat merupakan salah satu kasus sengketa perbatasan yang saat ini banyak menjadi sorotan publik. Berbagai opini, pandangan dan tanggapan tentang solusi atau penyelesaian masalah ini banyak di kemukakan tokoh-tokoh di negeri ini.
Secara umum sebagian besar berpendapat setuju Indonesia mengambil sikap tegas dalam menyikapi kasus sengketa Ambalat tapi bukan melalui konfrontasi senjata atau perang (perang adalah jalan terakhir setelah cara diplomasi gagal). Ini didasari dengan beberapa alasan diantaranya adalah bahwa konfrontasi bersenjata tidak lagi populer sebagai resolusi konflik antar bangsa, konfrontasi senjata akan merugikan kedua belah pihak baik secara politik, ekonomi maupun sosial.
Penjelasannya demikian, secara politik, citra kedua negara tercoreng, paling tidak diantara negara-negara ASEAN. Sebagaimana diketahui kedua negara termasuk pelopor berdirinya ASEAN, dimana ASEAN didirikan sebagai resolusi konflik, maka cara-cara konfrontasi senjata dapat menjatuhkan citra kedua negara.
Secara ekonomi, jelas kedua negara akan mengalami kerugian, perang perlu anggaran yang besar dan tentunya menghambat pembangunan di kedua negara dan bagi Indonesia yang kondisi ekonominya lemah akan sangat terbebani secara ekonomi dengan adanya perang.
Aspek sosialnya juga tidak sedikit terutama bagi penduduk di wilayah perbatasan dan TKI kita, mereka harus terpisahkan dengan keluarga akibat terjadinya perang. (Pengalaman saat konfrontasi ditahun 60-an)
Lantas sikap tegas yang bagaimana yang harus kita ambil?

Tahap awal adalah dengan diplomasi yang handal dan intens yang secara simultan diikuti dengan penguatan ekonomi dan Angkatan Bersenjata kita terutama TNI AL dan TNI AU. Di daerah yang menjadi sengketa tetap fokus pada ROE untuk memagari agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, media harus mengungkap permasalahan ini dengan sejelas mungkin untuk menghindari tindakan yang profokatif dan mengarah pada Nasionalisme sempit yang tidak bermanfaat bagi Indonesia bahkan dapat merugikan, wartawan membantu tim diplomasi mengumpulkan sebanyak mungkin bukti2 pelanggaran, tetapi ditas semua itu tentunya kita prajurit harus selalu siap pada kondisi terburuk yaitu perang.
Hal-hal lain yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
• Menduduki semua pulau yang masuk wilayah yang hendak direbut Malaysia dengan pasukan TNI diperkuat relawan.
• Membuat Marine Cadastre yaitu pengadministrasian wilayah pesisir, pulau-pulau kecil dan lautan, termasuk semua kepentingan, hak, batasan, dan kewajiban yang ada di wilayah itu.Pengadministrasian wilayah di sini tentu saja diawali dengan penamaan, pengukuran, dan pemetaan wilayah termasuk penetapan batas-batasnya serta mencatat dan membukukannya dalam daftar-daftar dan buku-buku resmi kemudian memublikasikan hasil-hasilnya. (perlu diketahui dari 17.504 pulau yang kita punya , yang sudah diberi nama baru 7.870)
“Marine cadastre adalah penerapan prinsip-prinsip kadaster di wilayah laut, yaitu mencatat batas-batas dan penggunaan (hak dan kepentingan atas) ruang laut oleh masyarakat dan pemerintah, perlindungan ruang laut, konservasi, taman nasional, taman suaka margasatwa, termasuk ulayat laut komunitas masyarakat hukum adat. Marine cadastre secara khusus merupakan sistem bagaimana suatu negara mengadministrasikan sumber-sumber daya kelautan dalam konteks UNCLOS 1982 (Konvensi Hukum Laut PBB Tahun 1982)”
• Membuat TNI-AL dan TNI-AU mampu untuk menguasai wilayah Indonesia di sekitar Ambalat. Apabila kemampuan cukup tinggi harus ada kesediaan melakukan tembakan peringatan kepada kapal atau pesawat Malaysia yang melanggar kedaulatan wilayah, tentunya harus sesuai ROE
• Mengaktifkan rakyat, seperti nelayan, untuk melakukan kegiatan secara nyata di wilayah itu dengan dilindungi TNI.
• Memasang tanda kedaulatan, seperti rambu-rambu, di semua pulau di wilayah itu.
• Menggerakkan opini di ASEAN untuk berpihak kita, khususnya Filipina yang juga mempunyai masalah perbatasan dengan Malaysia dan Vietnam.
• Mengusahakan gerakan di Malaysia yang mendukung kita.
• Mencegah FPDA (Five Powers Defendse Arrangement) mendukung Malaysia, khususnya Singapura, Australia dan Selandia Baru.
Selanjutnya ada yang berpendapat untuk meyelesaikan sengketa wilayah Ambalat dengan empat langkah.Pertama, melalui perundingan Bilateral yaitu kedua belah pihak berunding dengan menyampaikan argumentasi masing-masing tentang wilayah yang disengketakan dalam forum bilateral tentunya kita harus siapkan argumen dan bukti yang kuat. Kedua, bila langkah pertama gagal selanjutnya masuk langkah kedua dengan menetapkan wilayah tersebut sebagai status quo dalam kurun waktu tertentu. Langkah ketiga, memanfaatkan organisasi regional , misal ASEAN sebagai sarana resolusi konflik dengan berpegang pada Treaty of Amity and Coorperation (TAC). Langkah keempat membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional.
Sebagian besar pengamat/tokoh berpendapat tidak setuju dan menyatakan sebagai suatu kesalahan bila membawa kasus Ambalat ini sampai ke Mahkamah Internasional. Alasan pertama , kita punya pengalaman pahit di MI atas lepasnya Sipadan dan Ligitan. Kedua, dilihat dari sudut taktik dan strategi kita salah . Karena yang berkepentingan di pihak Malaysia tidak hanya dia, tetapi juga Shell Inggris-Belanda (Malaysia memberikan konsesi eksplorasi blok Ambalat kepada Shell) , maka Mahkamah Internasioanal yang berada di Den Haag, Belanda, amat mungkin mereka pengaruhi. Selain itu Malaysia ada dalam Five Powers Defense Arrangement (FPDA) dengan Inggris, Australia, Selandia Baru dan Singapura, sehingga jelas ada kepentingan Inggris di pihak Malaysia. So,kita akan kalah lagi dalam perundingan di MI.
Demikian .........Pak!!! Semoga bermanfaat
Tetap Semangat!!!
SLM

Selasa, 02 Juni 2009

PERTAHANAN TERHADAP ANCAMAN NON KOVENSIONAL

PERTAHANAN TERHADAP ANCAMAN NON KONVENSIONAL
Oleh : Kapten Inf Slamet, Pasiter Kodim 1408/BS

PENDAHULUAN
Tulisan ini tidak bermaksud mengalihkan isu yang saat ini ramai menjadi bahan diskusi publik tentang ancaman berupa pelecehan terhadap kedaulatan wilayah NKRI oleh TLDM yang berulangkali menyerobot masuk wilayah kedaulatan kita di Blok Ambalat.
Pada hakekatnya ancaman terhadap Kedaulatan Negara bisa dikategorikan dalam dua hal yaitu Ancaman Konvensional dan ancaman Non Konvensional. Dengan tidak menomerduakan kemungkinan ancaman konvensional , saya berusaha mengulas betapa tidak kalah pentingnya menyiapkan diri secara dini menghadapi ancaman non konvensional.
Ancaman Non Konvensional bisa berbentuk Perang Intelijen atau Perang teror atau dua-duanya sekaligus. Perang ini juga dikenal dengan istilah perang modern yaitu perang yang menggunakan potensi dalam suatu negara serta cybernetic sehingga akibat yang ditimbulkannya jauh lebih dahsyat dari perang konvensional. Karena yang diserang dan dirusak seluruh aspek kehidupan meliputi IPOLEKSOSBUD dan militer.
Pentahapannya diawali dengan merubah paradigma berpikir dan selanjutnya akan berdampak pada aspek lainnya dengan memanfaatkan kelemahan dan celah rentannya kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemudian dengan memanfaatkan sel-sel perlawanan dan mengibarkan separatisme dan mengadu domba dan memecah belah kekuatan dari komponen bangsa yag ada sehinga kekuatan tentaranya menjadi lemah selanjutnya negara menjadi lemah pada akhirnya negara tersebut terpecah atau setidak-tidaknya timbul ketergantungan kepada negara lain.
Dalam buku “Tahun 2015 Indonesia Pecah” Djuyoto Sentani mengupas secara jelas tentang ancaman non konvensional terhadap NKRI dengan adanya strategi dunia ( Grand Strategi) menghancurkan Indonesia yang dilakukan oleh suatu gerakan yang disebut Illuminati Internasional dimana gerakan ini telah sukses menghancurkan bangsa Indonesia melalui multi krisis yang dimulai krisis ekonomi dan politik tahun 1998. Srategi itu meliputi ; memperlemah NKRI, menghapus ideologi Pancasila, menempatkan uang sebagai Dewa, menghapus rasa cinta tanah air, menciptakan sistem multi partai, menumbuhkan sekuerisme, membentuk tata dunia baru. Strategi ini bertujuan untuk kehancuran NKRI.
PERTAHANAN TERHADAP SERANGAN NON-KONVENSIONAL
Pertahanan terhadap Serangan Non-Konvensional terutama terletak dalam kemampuan Indonesia membangun Daya Tangkal, yaitu membentuk persepsi pada semua pihak bahwa mengganggu Indonesia justru akan lebih merugikan pengganggu. Daya Tangkal ini, selain terwujud dari kondisi TNI, Polri dan Aparat Intelijen dengan kemampuan tinggi dalam menjalankan segenap tugasnya, sangat tergantung pada penyelenggaraan pemerintahan yang efektif (good governance) yang berhasil menciptakan kesejahteraan makin tinggi pada semua rakyat dan menimbulkan keadilan dan ketenteraman bagi seluruh bangsa.
Kondisi harmonis dan gotong royong dalam masyarakat menjunjung tinggi harga dan kebebasan perorangan dalam rangka tertib dan damainya masyarakat. Dengan begitu Pluralisme atau Kemajemukan bangsa Indonesia di satu pihak dan sikap Kebersamaan dan Gotong Royong di pihak lain akan dapat mencegah berkembangnya pertentangan antar-golongan, baik golongan agama, etnik maupun suku bangsa. Dengan begitu individualisme dan liberalisme yang membawa paham kebebasan mutlak dapat ditolak tanpa meniadakan perkembangan prakarsa individu yang penting bagi perkembangan masyarakat.
Daya Tangkal itu harus didukung oleh pelaksanaan pengawasan yang efektif terhadap segala usaha yang dapat merugikan bangsa Indonesia. Untuk itu fungsi Kontra-Intelijen yang dilakukan aparat Intel sangat penting. Juga peran Polri dalam mengawasi keadaan masyarakat. Di samping itu adalah amat penting peran dari Kowil dalam memelihara hubungan yang erat antara TNI dengan Rakyat. Peran ini sangat didukung oleh adanya Komponen Cadangan yang sebagai warga negara sipil hidup dalam berbagai bagian masyarakat. Demikian pula Komponen Pendukung yang memperkuat peran organisasi Kowil.
Selain kondisi dalam negeri yang stabil dan harmonis Indonesia juga menjalankan politik luar negeri dan diplomasi yang membuat banyak sahabat di antara bangsa-bangsa lain serta menjalankan peran yang aktif dan produktif di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta berbagai lembaga internasional dan regional lainnya. Dengan begitu Indonesia dapat menarik simpati banyak bangsa lain kalau diganggu oleh pihak lain. Indonesia terutama berkepentingan agar ASEAN menjadi organisasi kuat yang mendukung kepentingan Indonesia.
MEMULAI PERTAHANAN NEGARA
IDIOLOGI
Untuk mewujudkan pertahanan negara dimulai dengan membangkitkan rasa nasionalisme bangsa indonesia yang telah mulai pudar karena pengaruh-pengaruh nilai asing yang telah merasuk dalam alam pikir bangsa ini akibat dari runtuhnya kepercayaan terhadap idiologi Pancasila. Pancasila mulai ditinggalkan karena tidak dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehdupan bernegara maupun bermasyarakat. Ajarannya hanya dipakai sebagai slogan yang hampir tidak bermakna. Seperti ideologi Komunis yang sudah tidak dipakai karena terbukti tidak memberikan manfaat kepada kesejahteraan bagi pengikut-pengikutnya karena lethal terhadaptantangan zaman. Ajaran komunis runtuh dan ditingalkan Ui Soveiet. Namun di Cina ajaran Komunis malh kuat dan dipertahankan dengan baik. Lalu apa yang terjadi? Jawabanya adalah di China ajaran Komunis di aplikasikan dan dipraktekakan dengan baik dan benar, sehingga dapatmemberi manfaat dan kesejahteraan bagi rakyat Cina. Apa tolok ukurnya? Rakyat Cina berjumlah lebih dari 1,1 Milyar, kita tidak pernah dengar kelaparan dan ketelanjangan di Cina. Karena Komunisme disana mampu memenui janji memakmurkan rakyat, komunisme di Cina laku. Namun adgar tetap laku Komunisme Cina mengalami Liberalisasi. Secara fisik dapat memncermati busana pemimpin RRc sekarang, bukan jas tutup lagi seperti Mao Tsedong dan Chou En Lai,melainkan jas buka seperti Bill Clinton atau Antoni Blair. Dalambidang ajaran, RRCjugamengadakan liberalisasi seperti merebaknya kebebasan beragama dan beribadah. Jadi Komunisme asli tidak ada lagi. Komunisme Cina contoh ekstrim dari sebuah ajaran dan faham yang dapat beradaptasi dengan era globalisasi, era di mana sistem Kapitalis dan liberal mendonminasi dunia, karena ajaran kapitalis telah lulus dalam ujian zaman, dengan terbukkti dapat memakmurkan dan mensejahterakan para pengikutnya, sehingga Kapitalis merupakan sistem yang paling unggul di dunia.
Lalu bagaimana dengan ideologo Pancasila? Pancasila adalah falsafah bangsa Indonesia yang telah didesain oeleh para pendahulu kita sesuai dengan postiur manusia Indonesia, karena Pancasila mengandung nilai-nilai luhur bangsa dan nilai-nilai universal religius yang diadopsi dari agama, sehingga sesuai bagi manusia yang relijius.Pancasila tidak perlu lagi beradaptasi dengan sistem Kapitalis karena didalamnya sudah ada walaupun tidak murni(karena sudah disesuaikan dengan postur bangsa). Maslahnya terletak pada pengejawantahan yang belum pernah diterpakan secara murni dan sungguh-sungguh dengan baik dan benar, terutama dalam kehidupan bernegara atau pemerintahan. Hal tersebut juga dapat kita rasakan bersama, bahwa di Indonesia masih belum terwujud keadilan sedangkan Supremasi Hukum belum sepenuhnya tegak, korupsi masih tetap berjalan, rakyat Indonesia masih belum makmur secara keseluruhan.
NASIONALISME
Supremasi Hukum ditegakkan melalui gerakan moral yakni dengan memberantas korupsi di kalangan pejabat teras pemerintahan sampai yang ertingi dengan tidak pangdang bulu untuk periode sekarang. Hal ini dapat memberikan dampak positif bagi kepemimpinan nasional, seperti yang dilakukan di Cina. Percepatan akselerasi pertumbuhan ekonomi disertai aksplorasi teknologi dapat memacu kemajuan bangsa ini, sehingga kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dapoat segera diwujudkan dan dirasakan langsung. Kewajiban negara melindungi rakyat sebagaimana diamanatkan dalam UUD negara RI 1945 harus segra diwujudkan karena akan dapat menimbulkan rasa nasionalisme dan kecintaan rakyat terhadap negaranya. Sebagai gambaran, negara RI masih belum mampu melindungi penduduknya seperti TKI di luar negeri sering terabaikan nasibnya karena belum mendapatkan penanganan yang semsetinya berupa pembelaan dan perlindungan hukum dari pemerintah RI , sehingga wajar saja kalu rasa nasionalisme penduduk menjadi luntur.

SOLIDARITAS NASIONAL
Solidaritas dapat bangkit kalau ada persaman nasib karena mengalami penderitaan, dijajah dan seterusnya. Semangat Sumpah Pemuda tahun 1928 sudah dilupakan orang sehingga dapt dikatakan solidaritas bngsa indonesia sudah hampir sirna. Hal ini akibat adanya sistem otonomi derah yangmenimbulkan solidaritas lokal atau menimbulkan ego etnik kedaerahan. Solidaritas nasional sudah mulai bergesr hal ini dapat diperbaiki atau timbul solidaritas nasional baru bila adanya suatu kepentingan. Kepentingan itu bisa berupa maslah keaman dan pertahanan. Sebagai gambaran, rakyat AS merasa berkepentingan pada keamanan dan pertahanannya karena tentaranya sangat kuat dan paling modern di dunia. Jadi dapat dikatakan yang mempersatuak rakyat As karena adanya kekuatan militer atu kekuatan bersenjata.
Demikian pula Indonesia semangat solidaritas nasional baru akan timbul, kalau TNI nya kuat dan dapat diandalkan untuk menjaga kedaulatan negara. Jadi solidaritas nasional akan timbul kalau pembangunan pada kekuatan militer yang modern dan profesional dapat diwujudkan. Tentunya pengertian profesinlitas TNI akan berbeda dengan di As. Pengertian profesional TNI selain tentara terampil dan mahir dalam perang konvensional juga TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan prajurit teritorial yang mahir mengatasi maslah geografi, demografi dan komunikasi sosial dalam rangka menyusun dan menyiapakn perang non konvensional.
MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
Perang modern bukan perang nyata, tapi padahakikatnya adalah penghancuran total terhadap paradigma dan alam pikir suatu bangsa oleh negara kuat atau adidaya. Medianya dapat melalui media cetak, media elektronik, internetdan seagainya. Temanya adalah opini sesat, pornografi, pemutarbalikan fakta sejarah dan sebagainya. Semua itu dapat meracuni alam pikir dan paradigma suatu bangsa sehingga dapat membunuh karakter bangsa.
Untuk membangun karakter bangsa diperlukan niatan yang kuat disertai kegigihan untuk mempertahankan nilai-nilai tradisi bangsa yang luhur serta dilandasi dengan paradigma pemikiran yang sehat dan tidak tercemar oleh idiologi asing. Kita boleh saja mengadopsi nilai-nilai Barat yang lebih maju, namun jangan meninggalkan identitas tradisi bangsa. Seperti Jepang, meskipun mengadopsi nilai-nilai barat, bangsa jepang masih kuat pada tradisi leluhurnya
PENUTUP
Menghadapi ancaman non Konvensioal yang diperlukan adalah menghimpun kekuatan dan potensi nasional dengan menumbuhkan semangat Nasionalisme yang tinggi dilandasi kebanggaan terhadap jatidiri bangsa sebagai bangsa yang besar sehingga tercipta ikatan kohesi yang kuat sebagai bangsa Indonesia. Potensi nasional ini disiapkan secara dini dan terus menerus seiring dengan perjalanan bangsa.
Senantiasa menjaga nilai tradisi bangsa yang diaktualisasikan melalui kehidupan sehari-hari. Idiologi Pancasila mengandung nilai-nilailuhur tradisi bangsa yang harus dipertahankan sampai apanpun, karena apabila kita meninggalkanya identitas angsa Indonesia akan hilang dari muka bumi ini.

Daftar Pustaka
1. Djuyoto Sentani ( Tahun 2015 Indonesia pecah ) Pustaka Perdamaian, 2007
2. www.sayidimansuryohadiproyo.com
3. Leaflet infoteredisi 3 Tahun 2007






Kamis, 01 Januari 2009

Memaknai Dua Tahun Baru Menuju Pendakian Spiritual

Makna terpenting tahun baru, Masehi yang solar, Hijriah yang lunar, di antaranya terletak pada keberadaannya sebagai titik temporal untuk melakukan refleksi, melihat perjalanan yang telah dilalui, dan untuk membuat agenda strategis, sistematis, serta lebih arif ke depan.

Kelemahan, kekurangan, atau bahkan kesalahan -individu, kelompok, maupun bangsa- pada masa-masa lalu diharapkan tidak terjadi lagi pada masa berikutnya. Selanjutnya, masa depan diupayakan menjadi masa yang mencerminkan kehidupan lebih baik dari berbagai aspeknya.

Dalam konteks Indonesia, reformasi yang terkesan kuat berjalan terseret-seret dengan segala persoalan yang dibawa, atau musibah yang terus beruntun menimpa bangsa, perlu dilihat secara jernih, dicari akar penyebabnya, kemudian dieliminasi semaksimal mungkin. Demikian pula, bangsa ini perlu melihat segala ancaman semacam krisis global dan tantangan yang berpeluang sedang dan akan terjadi.

Dari sini, bangsa Indonesia perlu mengonstruksi kehidupan baru yang lebih menjanjikan. Bukan hanya bagi bangsa, tapi juga untuk umat manusia.

Makna Tahun Baru

Kali ini ada dua tahun baru yang secara kebetulan datang berimpitan, tahun baru Hijriah dan tahun baru Masehi. Terkait dengan kedatangan tahun baru Hijriah 1430 yang bertepatan pada 29 Desember 2008, dua hari sebelum tahun baru Masehi 2009, umat Islam perlu menyikapinya sebagai media untuk melakukan muhasabah, refleksi, dan kritik diri yang perlu disandingkan dengan tahun baru Masehi.

Sebagaina dinyatakan sejarah, tahun baru Islam sebagai salah satu hasil kreasi Umar bin Khattab ini merujuk pada hijrah Rasulullah (SAW) dari Makkah ke Madinah pada 622 Masehi. Upaya Umar (ra) menjadikan momen itu sebagai awal tahun baru bagi umat Muslim tentu bukan sekadar untuk memperingati peristiwa penting tersebut.

Juga, tidak semata-mata untuk menjadikannya sebagai pedoman bagi peristiwa-peristiwa keagamaan yang terkait erat dengan putaran waktu yang bersifat lunar. Satu hal yang tidak kalah penting, melalui peresmian tahun baru Islam, hijrah Rasulullah (SAW) diharapkan akan terus hadir menyertai umat muslim secara khusus dan umat manusia secara umum.

Melalui peristiwa bersejarah itu, makna dan nilai yang dikandungnya perlu dikontekstualisasikan ke dalam kehidupan konkret umat dalam rentang waktu yang tidak berbilang dan lokal yang tidak terbatas.

Sejatinya, makna dan nilai hijrah seutuhnya merujuk pada sabda Nabi Muhammad SAW yang menegaskan keberadaan hijrah sebagai proses tranformasi menuju jalan Allah dan Rasul-Nya yang dilihat dari sudut mana pun bersifat etika-moral.

Karena itu, hijrah dalam arti substantif lebih menampakkan diri sebagai pendakian spiritual untuk menggapai keluhuran moral-spiritualitas daripada perpindahan yang bersifat fisik. Migrasi fisikal tentunya juga perlu dilakukan manakala di wilayah yang lama proses transformasi spiritual mengalami kesulitan dan ancaman untuk diaktualisasikan. Pendakian moral itu pada gilirannya diturunkan lagi ke bumi menjadi gerakan transformatif menyantuni umat manusia dan kehidupan.

Etika-moralitas sebagai unsur utama hijrah perlu terus dikembang-kukuhkan dalam kehidupan umat. Dengan demikian, hijrah menjadi gerakan transformatif yang merepresentasikan keadilan, kesetaraan, kedamaian, dan solidaritas sosial yang kukuh. Nilai-nilai itu masing-masing saling berkelindan dan tidak bisa dipangkas salah satunya, sebagaimana Rasulullah (SAW) mencontohkan secara nyata melalui Piagam Madinah.

Nilai-nilai itu juga harus menjadi etos sosial dalam rangka pengembangan kehidupan yang mencerahkan yang melintas sekat primordialistis.

Secara prinsip, tahun baru Masehi juga merepresentasikan nilai-nilai yang serupa. Bagi kalangan Kristiani, tahun baru Masehi adalah ejawantah dari nilai kasih, pengorbanan, dan etika-moralitas luhur lain yang niscaya dilabuhkan dalam kehidupan umat manusia.

Pembumian nilai-nilai tersebut tidak terelakkan ketika tahun baru Masehi bekembang menjadi bersifat universal melampaui sekat-sekat keagamaan, etnis, dan sebagainya. Ia telah menjadi milik umat manusia yang perlu diperingati -bukan hanya dirayakan-untuk membangun kehidupan berdasar keluhuran nilai-nilai agama dan kemanusiaan universal yang transformatif.

Makna Tahun Baru

Melihat kondisi carut-marut Indonesia saat ini yang salah satu akar persoalannya bersifat moral, kontekstualisasi makna tahun baru ke dalam kehidupan konkret menjadi amat urgen.

Melalui momen-momen yang mengandung makna moralitas ini, bangsa Indonesia dituntut untuk selalu melakukan refleksi dan menelanjangi diri sendiri dengan penuh kejujuran mengenai eksistensi serta peran mereka dalam membangun kehidupan.

Ketika mereka menemukan bercak-bercak moral pada dirinya yang menjadi kendala dalam proses pengolahan kehidupan (dan mereka pasti menemukannya), mereka niscaya bersegera melakukan transformasi moral.

Melalui dua tahun baru ini, proses transformasi moral dari umat Islam hendaknya disandingkan dengan proses dialog intens bersama rekan-rekan mereka yang Kristiani, juga dengan umat yang lain. Mereka masing-masing perlu saling mendialogkan pelajaran berharga yang dapat dipetik dari nilai dan makna peristiwa-peristiwa tersebut. Petanda dari ''langit'' mengingatkan keniscayaan itu.

Mereka juga harus seirama bahwa moralitas luhur sama sekali tidak dapat diabaikan. Nilai-nilai itu perlu dijadikan pijakan kukuh untuk membangun kehidupan yang lebih mencerahkan yang ditandai adanya solidaritas dan kerja sama yang kukuh.

Konkretnya, menapaki tahun-tahun baru yang rentang waktunya berdekatan ini, kita semua harus bisa merengkuh kekayaan nilai-nilai di dalamnya. Selanjutnya, kita dituntut mempersembahkannya dalam bentuk praksis konkret kepada bangsa, umat manusia, dunia, dan kehidupan.

*. Prof Dr Abd. A'la, guru besar IAIN Sunan Ampel Surabaya

Renungan Akhir Tahun

Pada masa paling bagus dari suatu peradaban bisa dilihat dari generasinya didominasi nilai2 spritual

Ketika dalam kejayaan peradaban tsb, dominasi yg menonjol adalah rasional

Kelak ketika peradaban tsb menuju keruntuhannya, ketika itu yg menonjol adalah nilai2 nafsu, syahwat, dan materi

Suka/tdk suka, percaya/tdk percaya, senang/tdk senang Indonesia negeriku tercinta ini realitanya menuju keruntuhannya

Saya sepakat, masih banyak yg menginginkan Indonesia tetap Exist
Mari kita robah (CHANGE) kembali mengedepankan nilai2 spritual

Selamat Tahun Baru 2009