By : Slamet Sp
Konon katanya gedung ini akan digunakan sebagai ruang kerja anggota dewan. Alasannya gedung yang saat ini ada kurang layak lagi untuk bekerja. Untuk itu guna meningkatkan kinerjanya sebagai wakil rakyat pembangunan gedung baru itu sangat perlu direalisasikan begitu salah satu alasan yang dipakai.
Sungguh ironis memang ditengah kondisi sebagian rakyat yang kesulitan karena berbagai masalah ekonomi, sebagian lagi masih terkena dan mulai bangkit dari bencana dan lagi masih adanya beberapa wilayah negeri ini yang perlu mendapat perhatian serius karena ketertinggalan dalam ekonomi dan pendidikan, rasanya tidak pantas bila tetap memaksakan pembangunan gedung DPR yang biayanya sangat besar itu. Akan lebih berguna bila anggaran pembangunan gedung wakil rakyat itu dialihkan untuk membangun sekolah-sekolah untuk rakyat di perbatasan. Tapi katanya karena sudah dianggarkan jadi pembangunan tersebut tidak bisa dibatalkan.
Saya berharap postingan ini bisa menggelitik telinga dan mencairkan hati kita yang barangkali sudah tuli dan beku. Beberapa hari kemarin saya berkesempatan berkeliling di daerah perbatasan RI-RDTL. Kondisi wilayah perbatasan masih jauh tertinggal. Infrastruktur jalan sangat parah, sebagian besar belum beraspal dan masih banyak terputus karena harus memotong sungai yang belum ada jembatannya. Fasilitas pendidikan ada beberapa yang masih memprihatinkan.
Salah satunya yang saya temui adalah sekolah SD di desa Buk yang berada di wilayah kabupaten TTU. Sekolah ini kondisinya mirip sekolah dalam cerita Laskar Pelangi Andrea Hirata. Kondisibangunannya sangat memprihatinkan. Dindingnya terbuat dari pelepah daun pohon lontar yang disebut Befak dan atapnya dari rumbia. Sekolah ini berdiri tahun 2008 atas swadaya masyarakat dan dibangun dalam satu hari. Sekolah ini dibangun untuk menampung jumlah murid yang sudah tidak tertampung di sekolah lama yang sudah ada.
Namun yang membuat haru, semangat anak-anak ini untuk menuntut ilmu begitu besar. Dengan berbekal buku seadanya mereka dengan antusias mengikuti pelajaran. Terlihat dari senyum dan raut wajah anak-anak itu dalam beberapa kesempatan meninjau dan ikut mengajar mereka.
Melihat kondisi ini kembali saya bertanya dalam hati, pantaskah rencana pembangunan gedung mewah anggota DPR, sementara masih ada sekolah Laskar Pelangi di perbatasan ? Barangkali masih banyak di tempat lain yang kondisi sekolahnya juga mengenaskan. Saya berhayal jika pembangunan gedung baru anggota DPR jadi dilaksanakan, ada satu atau dua anggota DPR yang rela ruang kerjanya tidak usah dibangun tapi dialihkan saja untuk membangun gedung sekolah-sekolah Laskar Pelangi. Mungkinkah ??
Kefamenanu, Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar