SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Foto saya
Kupang, NTT, Indonesia

Senin, 24 Agustus 2009

MARHABAN YA RAMADHAN

TAMU agung’ ramadhan yang diberkati kembali menghampiri dan menyapa kita, meskipun kita tidak pernah melakukan persiapan untuk menyambutnya. Tamu yang menawarkan seribu bahkan jutaan kesempatan untuk mencapai ‘kebahagiaan’, satu-satunya kata yang akan selalu menjadi orientasi akhir dari semua agenda dan aktifitas umat Islam bahkan semua umat manusia selama berada di dunia.

Ramadhan adalah sebuah stimulan dalam beramal yang akan membantu manusia mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, seluruh amal kebaikan yang dikerjakan dalam bulan ini akan dilipatgandakan dan amal keburukan serta maksiat dimaafkan/diampuni, bulan segala doa dikabulkan, dan derajatnya pun ditinggikan. Di samping itu, ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, maghfirah dan pembebasan dari api neraka.

Ramadhan juga merupakan suatu momentum yang sangat tepat bagi kita kaum muslimin untuk menyamakan persepsi bahwa kita ini sebenarnya adalah satu tubuh, apabila salah satu organ tubuh terserang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit yang sama, dengan ini diharapkan sifat peduli kepada antar sesama kembali bersemi setelah setahun pasca ramadhan tahun lalu yang mungkin sudah mulai pudar. Bulan ramadhan juga merupakan ajang bagi kita untuk ‘bertadharru’, meratap kepada Allah agar segala kesusahan, kezaliman dan diskriminasi dijauhkan dari kita.

Di antara kelebihan ramadhan yang lain adalah, pada bulan ini orang-orang beriman dididik untuk berlaku disiplin dengan aturan-aturan Allah swt dan Rasul-Nya. Secara fisik, Allah mendidik untuk disiplin dalam mengatur pola makan. Secara psikis, Allah mendidik untuk berlaku sabar, jujur, menahan amarah, empati dan berbagi kepada orang lain, dan sifat-sifat luhur lainnya. Dan secara fikri, Allah mendidik agar orang-orang beriman senantiasa bertafakkur dan mengambil pelajaran-pelajaran yang bermakna bagi kehidupannya. Ramadhan juga merupakan bulan persaudaraan, dimana pada bulan ini Allah mendidik kaum muslimin untuk lebih mencintai dan peduli terhadap saudara-saudaranya.

Rasulullah saw mengajarkan agar kita ringan bersedekah di bulan ini, memberi makanan bagi orang yang berpuasa, menunaikan zakat, dan membuang dengki dan sifat-sifat buruk terhadap saudaranya. Diharapkan pasca ramadhan aneka amalan yang digalakkan selama ramadhan bisa terus berkelanjutan.

Ramadhan adalah bulan perjuangan, untuk sukses menjalani ramadhan dibutuhkan perjuangan-perjuangan yang tidak ringan. Dalam hal ini Allah hendak mengajarkan kita bahwa untuk sukses dalam kehidupan dunia dan akhirat dibutuhkan perjuangan, yaitu bagaimana mengendalikan hawa nafsu kita agar tunduk dan patuh dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Karenanya, untuk memaksimalkan potensi ramadhan ini, sebagai seorang Muslim selayaknya kita melakukan beberapa hal.

Pertama, sambutlah bulan puasa dengan cita-cita dan azzam (tekad) yang tinggi dengan memperbanyak ibadah, baik siang atau malam. Dalam bulan ini, disamping perintah berpuasa juga bulan yang diharapkan menjadi momentum memperbanyak amal ibadah bagi umat Islam, dengan lebih giat lagi menambah amal kebaikan yang bersifat sunnatiyah, disamping yang bersifat wujubiyah. Ini diperlukan untuk melatih diri dan mensucikan jiwa. Karena dalam bulan ini Allah membuka peluang bagi hamba-hamba-Nya untuk beribadah sebanyak-banyaknya dan pahala ibadah akan dibalas dengan berlipat ganda.

Allah swt mendidik kaum muslimin untuk merealisasikan misi hidup dengan senantiasa beribadah kepada Allah swt. Karena target keimanan yang diharapkan adalah hamba-hamba yang selalu mengorientasikan hidup untuk beribadah, sebagaimana firman Allah: Katakanlah: “Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (Al An’aam:162-163). Begitu juga interaksi kaum muslimin dengan Alquran dalam bulan ini harus lebih intens sebagaimana dicontohkan oleh generasi salaf yang mencurahkan waktu demikian banyak pada bulan ramadhan untuk berinteraksi dengan Alquran, baik dengan membaca, mentadabburi, dan mengamalkan kandungan-kandungan isinya.

Kedua, mengulangi kembali pelajaran-pelajaran yang berkaitan dengan puasa. Agar kita memasuki dan menjalani puasa dengan pengetahuan, pedoman-pedoman yang baik, serta pengalaman-pengalaman yang telah lalu. Pelajaran itu bisa seputar rukun, syarat sah, syarat membatalkan, perkara-perkara sunnat dan makruh, dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Ketiga, kita perlu menguatkan ruhiyah, yaitu menenangkan jiwa kita dalam menghadapi bulan puasa sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat. Kita juga perlu menguatkan semangat untuk melaksanakan ibadah wajib ini dengan sempurna agar kita memperoleh predikat sebagai muttaqin (orang yang bertaqwa), karena hal itu menjadi syarat untuk memasuki syurgaNya yang abadi.

Keempat, tinggalkan kebiasan-kebiasan yang memberatkan dan merugikan diri, seperti berbelanja berlebihan, tenggelam dalam hiburan: nonton Televisi, permaianan-permainan yang membuang waktu, melakukan perbuatan yang tidak mendatangkan faedah. Hal tersebut justru bertentangan dengan hikmah puasa. Kelima, memperbanyak doa, semoga Allah Swt memberi kesehatan, tenaga, kelapangan, dan kesempatan mengerjakan puasa sampai tuntas. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah supaya kita dapat berpuasa dengan hati yang jujur, tulus dan jauh dari riya’, ujub, dan segala penyakit yang menghilangkan pahala puasa.

Keenam, ucapkan ‘tahniah’ (ucapan selamat) kepada saudara-saudara kita. Diriwayatkan oleh dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah senantiasa menggembirakan para sahabat saat kedatangan bulan Ramadhan. Rasulullah menggembirakan para sahabat dengan sabdanya, “Sesungguhnya akan datang kepada kamu bulan ramadhan, bulan yang diberkati, Allah mewajibkan kamu berpuasa di dalamnya. Pada bulan ramadhan dibuka pintu-pintu syurga, dikunci semua pintu neraka, dibelenggu semua syaitan. Di malamnya ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang tidak memperoleh kebajikan pada malam itu, berartilah diharamkan baginya segala kebaikan untuk dirinya.” (H.R. Ahmad dan Nasa’i)

Sebagai bulan istimewa yang penuh dengan kemuliaan dan kelebihan, sudah selayaknya kita menyambutnya dengan rasa syukur, perasaan suka cita dan bahagia. Barang siapa yang gembira dengan datangnya bulan ramadhan, maka Allah Swt akan memasukkannya ke dalam surga-Nya yang abadi. Bagaimana bisa?, karena gembira menyambut ramadhan adalah cerminan Iman. Semakin bahagia dan rindu seorang hamba kepada ramadhan, semakin dalam keimanan yang dimiliki seseorang. Tentu pemahaman ini bukan untuk menghakimi dan mengukur keimanan orang lain, tetapi untuk menghakimi dan mengukur keimanan di dalam diri sendiri. Semoga kita bisa mengoptimalkan bulan ramadhan untuk ‘taqarrub ilallah’ (mendekatkan diri kepada Allah), membersihkan hati, dan memperkuat simpul-simpul persaudaraan agar predikat taqwa.

* Penulis adalah Guru Dayah Terpadu Darul Ihsan Tgk.H.Hasan Krueng Kalee, Aceh Besar. Mahasiswa pascasarjana IAIN Ar-Raniry.

Tidak ada komentar: