SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Foto saya
Kupang, NTT, Indonesia

Senin, 24 Agustus 2009

MENGINGAT ALLAH

“Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya adalah seperti orang yang hidup dengan orang yang sudah mati” (HR. Bukhari dan Muslim).

Meskipun tak semua orang mampu melakukannya, perbuatan mengingat Allah memiliki makna yang amat penting bagi setiap hamba Allah dan memiliki dampak yang jelas pada seseorang. Disebutkan dalam Al-Qur’an, dengan mengingat Allah, hati menjadi tenang. Hati juga menjadi terbuka, hidup, dan lapang dalam menerima kebaikan, sehingga membuat seseorang untuk gemar beribadah dan terus berbuat baik. Dengan demikian, bila berbagai kebaikan itu masih belum diperoleh seseorang, itu bisa menjadi pertanda belum sepenuhnya mengingat Allah.

Memang banyak orang yang berzikir, lebih-lebih di bulan Ramadhan dan di waktu shalat. Namun sebenarnya, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, mengingat Allah tak terbatas oleh waktu. Mengingat Allah bisa ketika sedang berdiri, duduk, atau bahkan terbaring. Tentunya manusia tak terlepas dari tiga perbuatan itu setiap saat: kalau tidak berdiri, ya duduk atau berbaring; kalau tidak duduk, ya berbaring atau berdiri. Dengan demikian, orang yang mengingat Allah akan nampak terlihat dari, antara lain, kejujurannya dalam bermasyarakat. Orang yang mengingat Allah tidak akan melakukan sesuatu, kecuali yang baik, meskipun di tempat tersembunyi.

Kita manusia biasa memang kerap merasa diri telah mengingat Allah. Padahal kadangkala tak lebih dari sekedar di atas sajadah. Di luar itu, banyak di antara kita yang merasa seakan-akan Allah tak melihat kita, sehingga kita merasa bebas berbuat apa saja, termasuk kecurangan. Karena itu, sebaiknya kita terus memapah diri untuk mampu mengingat Allah. Rasulullah sendiri yang maksum pernah berdoa, “Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu” (HR. An Nasa’i).

Tidak ada komentar: