SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Foto saya
Kupang, NTT, Indonesia

Senin, 24 Agustus 2009

AGAR PUASA KIAT BERKUALITAS

Kita kembali berada dalam pelukan bulan Ramadhan. Sebelas bulan sejak berpisah. Kita sering lalai sehingga banyak sekali waktu yang terlewat sia-sia di bulan penuh rahmat, barakah dan pahala. Sekarang kita ketemu lagi dengan niat kembali menyusun langkah untuk lebih baik dalam berama, mempersiapkan segala perbekalan untuk amal yang lebih berkualitas di dalamnya. Agar amalan kita berkualitas dilaksanakan dalam Ramadhan kali ini, pertama, memahami puasa. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya “Ihya’ Ulumiddin” membagi kualitas puasa menjadi tiga, yaitu (1) puasa awam, yaitu sebatas menahan makan, minum dan syahwat kepada lawan jenis, di siang hari bulan Ramadhan; (2) puasa khawash, yaitu puasa badan dari yang haram, menahan mata dari yang haram, menahan tangan dari yang tidak hak, menahan langkah kaki dari jalan menuju yang haram, menahan telinga dari mendengarkan yang haram termasuk ghibah; dan (3) puasa khawashul khawash, yaitu mengikat hati dengan kecintaan kepada Allah swt tanpa memperhitungkan selain-Nya, membenci prilaku maksiat kepada-Nya, dan hanya menyibukkan hati dengan ketaatan kepada-Nya.

Puasa mana yang akan kita jalankan? Rasulullah saw bersabda: “Allah swt berfirman: Setiap amal anak Adam untuk dirinya kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” (H.R Muslim). Syaikh Al-Utsaimin menjelaskan bahwa “Allah Swt mengkhususkan puasa untuk diri-Nya, berbeda dengan seluruh amal yang lain. Sebab, puasa merupakan rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya, tidak yang mengetahui selain Allah. Oleh karena itu, Allah swt memberi balasan kepada orang yang berpuasa dengan pahala berlipat ganda tanpa diketahui jumlah dan kadarnya”. Selain itu puasa dapat menghapuskan dosa (H.R Bukhari & Muslim), serta mampu memberikan syafa’at kepada pelakunya pada hari Kiamat (H.R Muslim).

Kedua, memperbanyak membaca Alquran, mengkhatamkan dan mempelajarinya. Keuntungannya sangat banyak: Rasulullah saw bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Quran dan yang mengajarkannya” (H.R. Bukhari). Dalam kesempatan lain Rasulullah saw bersabda: “Orang yang pandai membaca Al-Quran akan bersama kelompok para Malaikat yang mulia dan terpuji. Adapun orang yang terbata-bata dan sulit membacanya akan mendapat dua pahala.” (H.R Bukhari & Muslim).

Beliau juga bersabda: “Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam salah satu rumah Allah (masjid) untuk membaca Kitabullah (al-Quran) dan mempelajarinya, melainkan ketenangan akan turun kepada mereka, mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.” (H.R Muslim). Keutamaan lainnya, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf Kitabullah (al-Quran) maka ia mendapat satu kebaikan, sedang satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan bahwa alif laam miim satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, laam itu satu huruf dan miim itu satu huruf.” (H.R At-Tirmizi). Itulah keuntungan orang yang membaca Alquran pada bulan-bulan biasa, terlebih lagi pada bulan Ramadhan.

Ketiga, memperbanyak infaq dan sedekah. Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, terutama pada bulan Ramadhan. Bahkan kecepatan sifat dermawan beliau diibaratkan melebihi angin yang bertiup (H.R Bukhari & Muslim). Demikianlah gambaran Rasulullah saw dan begitulah semestinya sosok seorang muslim. Mengenai keuntungannya, Syaikh Ibrahim Bin Ibrahim Al-Hamd berkomentar: “Sedekah itu mempunyai banyak keutamaan yang tak terhingga.Sedekah dapat meredupkan murka Allah, menolak kematian yang buruk, menunjukkan keimanan kepada Allah. Sedekah adalah bukti kasih sayang dan kepekaan terhadap sesama. Demikian pula sedekah adalah sebab dimudahkan berbagai urusan, dilapangkannya kesusahan dan mendapatkan pertolongan Allah. Sedekah menyebabkan bertambahnya harta, turunnya kebaikan dan datangnya keberkahan. Sedekah adalah penyebab untuk mendapatkan naungan di bawah ‘arsy Ar-Rahman pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Demikian pula sedekah memiliki pengaruh terhadap bala’ (musibah).” Imam Ibnul Qayyim berkata: “Sedekah mempunyai pengaruh yang mengagumkan dalam menolak berbagai macam bala’, walaupun sedekah itu tersebut berasal dari orang yang fajir (jahat), zalim, bahkan dari orang kafir sekalipun. Ini perkara yang dimaklumi oleh khalayak dan penduduk bumi menyepakati hal itu.”

Keempat, melakukan shalat lima waktu secara berjamaah. Keuntungannya: Rasulullah saw bersabda: “Shalat berjamah lebih baik dari shalat sendirian dengan pahala 27 kali lipat.” (H.R Bukhari & Muslim). Kelima, memperbanyak shalat sunnah, seperti shalat Tarawih, Tahajjud, Rawatib, Dhuha, sesudah wudhu’, Syuruq dan sebagainya. Di bulan Ramadhan, shalat sunnah bernilai wajib dan shalat wajib bernilai sama dengan 70 kali shalat wajib di bulan lainnya. Mengenai keuntungan shalat rawatib, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang shalat dalam satu hari satu malam dua belas rakaat, selain shalat wajib, maka dibangunkan untuknya sebuah rumah disurga.” (H.R Muslim). Keuntungan shalat dhuha adalah pahalanya senilai dengan pahala sedekah. Keuntungan shalat tarawih dan tahajjud adalah menghapuskan dosa. Shalat sunnat setelah wudhu penyebab pelakunya masuk surga. Shalat sunnah waktu syuruq senilai dengan haji yang sempurna.

Keenam, zikrullah dan memperbanyak doa, karena doa orang yang berpuasa adalah maqbul (diterima Allah). Keuntungannya: ampunan dan memperberat timbangan amal shaleh (H.R. Bukhari), dinaungi para malaikat dan mendapat perlindungan dari Allah SWT (H.R Bukhari), dan memperoleh ketenangan hati (Ar-Ra’d: 28). Ketujuh, bertaubat dan memperbanyak istighfar. Taubat adalah penyesalan atas prilaku maksiat dan bertekad untuk tidak mengulanginya. Semua kita memerlukan taubat setiap harinya dari dosa-dosa yang kita lakukan. Keuntungannya, taubat menghapus kesalahan yang lalu, mendatangkan rizki dan menambah keturunan (QS. Nuh: 10-12).

Kedelapan, i’tikaf, adalah sunnah yang selalu dilakukan oleh Rasulullah saw pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, bahkan pada tahun terakhir beliau wafat, Rasulullah melakukan i’tikaf selama 20 hari. I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah, meninggalkan urusan dunia dan kesibukannya. Targetnya adalah konsentrasi beribadah dan mencari dan berusaha meraih malam Lailatul qadar. Kesembilan, mengisi bulan Ramadhan dengan membaca buku Fiqh, Hadits dan Tafsir, terutama yang berkaitan dengan Ramadhan dan puasa. Hal ini sangat penting, agar kita dapat berpuasa dan beribadah dengan benar, sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw, sehingga amal shaleh dan ibadah kita di dalam bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT. Keuntungannya: Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan kepadanya, niscaya Allah permudahkan pemahaman agamanya.” (H.R Bukhari & Muslim). Rasulullah juga bersabda: “Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah memudahkan jalan baginya menuju surga”. (H.R Muslim).

Subhanallah, begitu banyak keuntungan bagi orang yang melaksanakan ibadah dan melakukan amal shaleh, terlebih lagi pada bulan Ramadhan yang disediakan bonus pahala berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan lainnya dan sarana mendapat pengampunan. Akhirnya kita berharap dapat mengisi bulan Ramadhan dengan berbagai aktifitas ibadah dan amal shaleh, agarRamadhan kita kali ini lebih berkualitas.

Penulis adalah Ketua Biro Dakwah, Dewan Dakwah Aceh, mahasiswa pascasarjana Fiqh dan Ushul Fiqh, IIUMy Malaysia.

Tidak ada komentar: