SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Foto saya
Kupang, NTT, Indonesia

Senin, 14 Maret 2011

Belajar Dari Petani Miskin

Beberapa hari yang lalu saya merasakan sedikit kekecewaan. Betapa tidak, setelah melakukan persiapan matang untuk mengikuti suatu test sebuah pendidikkan yang menurut mereka yang seprofesi dengan saya merupakan sekolah yang sangat menentukan perjalanan karier dibidang yang saya geluti saat ini, ternyata kesempatan itu tidak diberikan kepada saya. Memang alasannya sesuai aturan situasi dan kondisi khusus saya saat ini, tidak bisa mengikuti test walaupun saya telah memenuhi persyaratan. Tetapi yang membuat saya kecewa kenapa sebelumnya mereka yang disituasi seperti saya masih diijinkan. Dan lagi saya dapat informasi di tempat lain ternyata ada yang bisa ikut test dalam situasi seperti saya saat ini.

Tetapi akhirnya saya menyadari dan menerima kondisi ini dan mencoba untuk mengambil hikmah dari kejadian ini. Saya akhirnya membulatkan tekad untuk meyakini bahwa dibalik ini semua pasti ada rencana Tuhan yang terbaik buat saya. Saya meyakini kalau kita mensyukuri apapun yang Tuhan berikan niscaya Tuhan akan memberikan sesuatu yang lebih baik di lain waktu. Ini semua terjadi setelah saya terinspirasi dari cerita yang di share disalah satu milist yang saya ikuti. Karena saya yakin cerita ini bagus dan menginspirasi akhirnya saya putuskan saya share disini.

Ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yg sangat cantik & gagah. Suatu hari, seorangg saudagar kaya ingin membeli kuda itu & menawarkan harga yg sangat tinggi. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya. Teman-2 nya menyayangkan & mengejek dia karena tidak menjual kudanya itu.

Keesokan hari nya, kuda itu hilang dari kandangnya. Maka teman-2 nya berkata: "Sungguh jelek nasibmu, padahal jika kemarin kau jual pasti kamu sudah kaya, sekarang kudamu malah hilang." Si petani miskin hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama 5 ekor kuda lainnya. Lalu teman-2 nya berkata: "Wah beruntung sekali nasibmu, ternyata kudamu membawa keberuntungan." Si petani hanya diam saja.

Beberapa hari kemudian, anak si petani yg sedang melatih kuda-2 baru mereka terjatuh dan kakinya patah. Teman-2 nya berkata: "Rupanya kuda-2 itu membawa sial." Si petani tetap diam tanpa komentar.

Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karena tidak bisa berjalan. Teman-2 nya mendatangi si petani sambil menangis : "Untung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-2 kami."

Si petani kemudian berkomentar : "Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jelek, semuanya adalah suatu rangkaian proses.

Syukuri dan terima keadaan yg terjadi saat ini, apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok.



Atambua, Maret 2011
Semoga bermanfaat


Tidak ada komentar: