SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA

Foto saya
Kupang, NTT, Indonesia

Jumat, 05 September 2008

DOA SANG JENDRAL

Doa Sang Jendral

Pada masa perang dunia kedua, tepatnya bulan mei 1952, seorang Jenderal kenamaan, Douglas Mac Arthur menulis sebuah puisi untuk putra tercintanya yang saat itu berusia 14 tahun. Puisi tersebut mecermikan harapan seorang ayah kepada anaknya.Ia memberi sang anak puisi indah yang berjudul “ Doa Untuk Putraku”. Inilah isi Puisi tersebut:

Doa Untuk Putraku

Tuhanku.....

Bentuklah putraku menjadi manusia yang cukup kuat utuk mengetahui kelemahannya

Dan, berani menghadapi dirinya saat dalam ketakutan

Manusia yang bangga dan tabah dalam kekalahan

Tetap jujur da rendah hati dalam kemenangan

Bentuklah putraku menjadi manusia yang berhasrat mewujudkan cita-citanya dan tidak hanya tenggelam dalam angan-angannya saja

Seorang putra yang sadar bahwa mengenal Engkau dan dirinya sendiri adalah landasan segala ilmu pengetahuan

Tuhanku.....

Aku mohon, janganlah pimpin putraku di jalan mudah dan lunak

Namun, tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan,

Kesulitan dan tantangan

Biarkan putraku belajar untuk tetap berdiri di tengah badai dan senantiasa belajar mengasihi mereka yang tidak berdaya

Ajarilah dia berhati tulus dan bercita-cita tinggi,sanggup memimpin dirinya sendiri, sebelum mempunyai kesempatan memimpin orag lain

Berikanlah hamba seorang putra yang mengerti makna tawa ceria tanpa melupakan makna tangis duka

Putra yang berhasrat untuk menggapai masa depan yang cerah namun tak pernah melupakan masa lampau

Dan, semua menjadi miliknya ....

Berikan dia cukup rasa humor sehinga ia dapat bersikap sungguh –sungguh

Namun tetap mampu menikmati hidupnya

Tuhanku......

Berilah ia kerendahan hati...

Agar ia ingat akan kesederhanaandan keagungan hakiki....

Pada sumber kearifan, kelemahlembutan, dan kekuatan yang sempurna....

Dan, pada akhirnya bila semua itu terwujud, hamba, ayahnya berani berkata

“Hidupku tidak sia-sia”

Puisi yang di tulis oleh Jendral MacArthurtersebut merupakan sebuah puisi yang luar biasa. Puisi itu adalah cermi seorang ayah yang mengharapkan anaknya kelak mampu menjadi manusia yang ber- Tuhan sekaligus mampu menjadi manusia yang tegar, tidak maj, dan bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri.

Seperti contoh sepenggal puisi diatas yang berbunyi:

“Janganlah pimpin putraku di jalan yang mudah dan lunak,

Tuntunlah dia di jalan yang penuh hambatan dan godaan, kesulitandan tantangan.”

Puisi ini menunjukan sang Jenderal sadar tidak ada jalan yang rata untuk kehidupansukses yang berkualitas.

Seperti kata mutaira”Kalau anda lunak pada diri sendiri, maka kehidupan akan keras terhadap anda. Namun kalau anda keras pada diri sediri, maka kehidupan akan lunak terhadap anda.”

Untuk itu, jangan kompromi atau lunak pada sikap kita yang destruktif, merusak,dan cederung melemahkan. Bersikaplah keras untuk bisa keluar dari zona kenyamanan dan zona kemalasan anda.Senantiasalah belajar bersikap tegas dan keras membangun karakter yang konstruktif, membangun demi menciptakan kehidupan sukses yang gemilang, hidup penuh kebahagiaan....!!!!!!

Tidak ada komentar: